Dipersatukan adalah hal terindah untuk dua sejoli yang saling membangun
cinta karena-Nya
-Tikadji-
Menanti
hadirmu…seperti aku yang tengah berjalan mengikuti arah mata angin…membiarkan
langkah kaki ini tergerak sendiri…
Tak mengapa
aku terluntang-lantung dalam pencarian ini…karna sosok idaman itu seakan jauh
dari pandangan, tapi dekat dalam angan…
Kumenatap
wajahku di genangan air itu…kumelihat rona sedih, hampa…karna ada yang belum
lengkap dari pantulnya…ya…aku inginkan pada pantulan itu ada wajahmu…namun
akupun tak tahu seperti apa dirimu…
Cinta
membuatku berkhayal…dirimu hadir tidak sebagai sosok yang sempurna…tapi
sederhanamu yang akan membuatku jatuh cinta…
Ya
Allah…jika harus cinta itu tumbuh hari ini…izinkan aku untuk mendekapnya dalam
sujud panjangku…
Yakinkan
aku dengan jawaban dari-Mu…yang mana yang baik untukku tanam, yang mana yang
baik untuk kubuang…
Aku
masih dalam penantian ini…untukmu calon imamku…
Allah
tengah mengujiku untuk bersabar menantimu…dengan terus menundukkan hati dan
pandanganku…
Karna
hanya kamu yang akan mampu mengangkat dagu ini, dan hanya mataku yang tercermin
di matamu…
Jarum
jam terus berjalan…sementara aku masih disini…masih dalam taatku
kepada-Mu…tidak pernah terfikir untuk mengkhianati-Mu, curang dalam penggapaian
dekap seorang kekasih…
Tidak…tidak
akan…aku akan terus berjalan dalam keridhoan-Mu…ya Allah…apa yang Engkau
anjurkan, itulah yang akan kulakukan…dan apa yang Engkau larang, itulah yang
kujauhi…
Biarkan
benih cinta tumbuh di hati ini seizin dari-Mu…
Sampai
di persimpangan jalan…tanda itu datang…dari-Mu…yang sebetulnya masih sulit
untuk kupahami…
Karna
kali ini…untuk pertama kalinya…aku merasakan takut…ya…takut atas apa yang
sesungguhnya Engkau anjurkan…
Ta’aruf…ta’aruf???
Berkali-kali
aku mempelajarinya…berkali-kali pula raguku datang kembali…
Apa
harus dengan cara seperti ini untuk mendapatkan inginku, serta ridho-Mu?
Ya
Allah…aku memang harus mencari jawaban ini sendiri…bantu aku ya Allah…Kau
kirimkan satu pilihan...dan untuk pertama kalinya aku merasa begitu
gugup…raguku kembali datang…mendekap diri ini, memaksa logikaku bermain untuk
tidak lagi mengambil jalan ini…jalan yang sesungguhnya Kau anjurkan…
Hingga
aku tersadar…syaitan berhasil mempengaruhiku…untuk menjauh dari-Mu…Astaghfirullah…Astaghfirullah…Astaghfirullah…
Tidak…aku
tidak mau jauh dari-Mu…
Aku
kembali meneruskan perjalanan ini…satu pilihan yang telah datang, kuberanikan
diri menghadapinya…Alhamdulillah Engkau memudahkanku untuk menjawabnya…
Bukan…bukan
dia jodohku…pasti masih Engkau simpan…aku yakin itu :’)
Tak
berselang lama…lagi-lagi kau hadirkan sebuah pilihan…
Aku
telah belajar…bagaimana untuk mudah meyakinkan hatiku mendapatkan jawaban
dari-Mu…kutelaah…kutimbang…dan kubawa dalam do’a…sepertinya aku sudah memiliki
jawaban…dan aku yakin atas itu…
Namun…bersamaan
dengannya…kau hadirkan lagi satu pilihan…
Beruntun
Engkau beri saat hatiku kupasrahkan pada-Mu…beruntun Engkau hadirkan pilihan
untuk dapat kupilih yang terbaik…beruntun Engkau memintaku untuk lebih sering
menemui-Mu…
Dan…pilihan
kali ini…insyaAllah semuanya atas petunjuk-Mu…aku memilih…dia yang hadir tanpa
belum pernah menyapaku…bukan dia yang dengan sengaja mencari perhatianku…
Terima
kasih ya Allah…kali ini isitikharah menjadi jembatan keyakinan hatiku…
Kutemui
Engkau siang malam, dengan dua tanganku yang terus menengadah…mengharap
kepastian atas tanda hadirnya sang pengisi hati…
Bukan
melalui mimpi, atau terbayang setiap hari…tapi segala ketidaksengajaan yang
mengarah mataku tercermin di sorot matanya…
Tak sanggup
ku menahan senyum hadir di wajahku, aku malu…aku malu menceritakannya, hingga
hanya mampu kutoreh melalui goresan tinta saja…
Dia…yang
kukagumi adalah kesederhanaanya…sesederhana caranya mendekatiku…caranya yang
mebuatku yakin bahwa ya…insyaAllah dia…dia jawaban atas pertanyaanku selama
ini…
Sang
pangeran yang datang dengan membawa harapan untuk bersama membuktikan indahnya
pacaran setelah menikah…
Alhamdulillah…
Kini
kuharap kepada-Mu bahwa sebenarnya telah kumulai perjalanan cintaku, dan
berakhirlah masa penantianku…:’)
Aku sampai tak
berani berangan, karena yang kuharap kenyataannya akan jauh lebih indah dari
anganku
Yaitu kepastian
Akad :’)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar